----Original Message-----
From: Hadi Wiranatha
Sent: Monday, December 27, 2004 7:46 PM
To: Beny Hariyanto; Dahlia; Devi; Heru Prasetyo; Iwan; Leader BR5;
Leader BR6; Leader BR7; Nelly; Ratna Sari Dewi; Ranto Raharjo; Remi;
Saeful; Vidya; Wahyu; Yanti; Yeni Kartika; Zaky; Kurdi
Subject: Rasulullah SAW dan seorang pengemis..
Rasulullah SAW dan seorang pengemis..
>
> Di sudut pasar Madinah ada seorang pengemis Yahudi buta yang setiap
> harinya selalu berkata kepada setiap orang yang mendekatinya, "Wahai
> saudaraku, jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu
pembohong,
> dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya maka kalian akan
> dipengaruhinya".
>
> Namun, setiap pagi Muhammad Rasulullah SAW mendatanginya dengan
membawakan
> makanan, dan tanpa berucap sepatah kata pun Rasulullah SAW menyuapkan
> makanan yang dibawanya kepada pengemis itu sedangkan pengemis itu
tidak
> mengetahui bahwa yang menyuapinya itu adalah Rasulullah SAW.
Rasulullah
> SAW melakukan hal ini setiap hari sampai beliau wafat.
>
> Setelah wafatnya Rasulullah SAW praktis tidak ada lagi orang yang
> membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu. Suatu
hari
> sahabat terdekat Rasulullah SAW yakni Abubakar RA berkunjung ke rumah
> anaknya Aisyah RA yang tidak lain tidak bukan merupakan istri
Rasulullah
> SAW dan beliau bertanya kepada anaknya itu, "Anakku, adakah kebiasaan
> kekasihku yang belum aku kerjakan?".
>
> Aisyah RA menjawab, "Wahai ayah, engkau adalah seorang ahli sunnah
dan
> hampir tidak ada satu kebiasaannya pun yang belum ayah lakukan
kecuali
> satu saja".
>
> "Apakah Itu?", tanya Abubakar RA.
>
> "Setiap pagi Rasulullah SAW selalu pergi ke ujung pasar dengan
membawakan
> makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang ada di sana", kata
Aisyah
> RA.
>
> Keesokan harinya Abubakar RA pergi ke pasar dengan membawa makanan
untuk
> diberikan kepada pengemis itu. Abubakar RA mendatangi pengemis itu
lalu
> memberikan makanan itu kepadanya. Ketika Abubakar RA mulai
menyuapinya, si
> pengemis marah sambil menghardik, "Siapakah kamu ?".
>
> Abubakar RA menjawab, "Aku orang yang biasa."
>
> "Bukan! Engkau bukan orang yang biasa mendatangiku", bantah si
pengemis
> buta itu.
>
> "Apabila ia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan tidak
> susah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu
> menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut
setelah
> itu ia berikan padaku", pengemis itu melanjutkan perkataannya.
>
> Abubakar RA tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil
berkata
> kepada pengemis itu, "Aku memang bukan orang yang biasa datang
padamu. Aku
> adalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang mulia itu telah
tiada. Ia
> adalah Muhammad Rasulullah SAW".
>
> Seketika itu juga pengemis itu pun menangis mendengar penjelasan
Abubakar
> RA, dan kemudian berkata, "Benarkah demikian?
>
> Selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, ia tidak pernah
> memarahiku sedikitpun, ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap
pagi,
> ia begitu mulia.... "
>
> Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadat di hadapan
Abubakar RA
> saat itu juga dan sejak hari itu menjadi muslim.
>
> Nah, wahai saudaraku, bisakah kita meneladani kemuliaan akhlaq
Rasulullah
> SAW?Atau adakah setidaknya niatan untuk meneladani beliau? Beliau
adalah
> ahsanul akhlaq, semulia-mulia akhlaq.
>
> Kalaupun tidak bisa kita meneladani beliau seratus persen, alangkah
> baiknya kita berusaha meneladani sedikit demi sedikit, kita mulai
dari apa
> yang kita sanggup melakukannya.
>
> Sebarkanlah riwayat ini ke sebanyak orang apabila kamu mencintai
> Rasulullahmu...
>